Sejarah MRI
Penemuan MRI tidak muncul secara tiba-tiba akan
tetapi melalui perkembangan ilmu yang mendukung terwujudnya teknologi MRI.
Terdapat serentetan nama yang memiliki andil yang cukup besar dalam
mewujudkannya. Mendeleyev dan Mayer tahun 1869 menyusun unsur-unsur atom dengan sistem
periodiknya. Eniest Rutherford, Neils Bohr dan James Chud pada tahun 1911
berjasa dalam teori tentang struktur atom. Kemudian Felix Block dan Edward
Purcell keduanya menerima hadiah nobel di bidang fisika pada tahun 1952
mengungkapkan perilaku inti atom seperti sebuah magnet kecil, yang dapat
melakukan spin dan precessing dengan berlandaskan pada rumus larmor.dasar utama
terciptanya MRI. Tahun 1960 seorang ahli fisika yang dapat dianggap paling
berjasa dalam pengembangan MRI adalah Raymond Damadian telah melakukan rentetan
penelitian dan mampu membedakan jaringan- jaringan tumor ganas dan jaringan
normal. Disusul kemudian tahun 1974 ia mendemonstrasikan tumor tikus secara
kasar dengan citra MRI dan tahun 1976 menghasilkan citra tubuh manusia dengan
memerlukan waktu pemeriksaan 4 jam. Tahun 1977 bersama Paul Luterbur menyempurnakan
dan resmi menjadi salah satu instrumen pencitraan medik.
Keuntungan
- Dapat
mencitrakan pada bidang asial, sagital, atau koronal.
- Non
ionisasi sehingga diyakini aman.
- Tidak
terdapat artefak tulang akibat kurangnya sinyal dari tulang.
- Detail
anatomi yang sangat baik terutama pada jaringan lunak.
- Dapat
memperlihatkan pembuluhdara tanpan kntras : magnetic resonance angiography
( MRA )
- Penggunaan
kontras intravena yang jauh lebih jarang dibadingkan CT.
Kerugian
- Biaya oprasional mahal.
- Citra yang
kurang baik pada lapangan paru.
- Tidak
mampu untuk menujukan klafikasi dengan akurat.
- Darah
segar pada pendarahan baru divisualisasikan sebaiknya pada CT.
- MRI lebih
sulit ditolerin dengan waktu pemeriksaan yang lebih lama dibandingkan CT.
- Kontraindikasi
pada pasien dengan pacemaker, benda asing logam pada mata, dan klip
aneurisma arterial ( dapat terdorong lepas dari posisinya oleh medan
mangnet yang kuat ).
Prinsip kerja MRI
Alat
yang digunakan akan menghasilkan medan magnet dengan kekuatan 3000 kali dari
medan magnet bumi. Medan magnet yang dihasilkan oleh alat ini akan memberikan
instruksi kepada proton yang ada dinukleus hidrogen. Pada keadaan normal proton
akan berada dalam arah atau letak yang acak. Namun saat diberikan medan magnet
maka proton akan menempatkan diri pada kutub medan magnet. Kemudian akan
dikirimkan radiofrekuensi yang akan menyebabkan vibrasi dari proton. Sinyal
radio yang dihasilkan akan direkan dan direkonstruksi menjadi gambaran
jaringan. Gambar yang dihasilkan oleh MRI berlawanan dari CT scan. Tulang akan
terlihat hitam pada MRI. Penggunaan kontras dapat digunakan untuk memperkuat
gambar
Kontras media pada MRI
Kontras media biasanya
digambarkan oleh sifat-sifat magnetik atau kontras tambahan.
·
paramagnetik agents
·
ferromagnetic agents
·
superparamagnetic agents
Paramagnetik zat memiliki
kerentanan magnet positif karena kehadiran satu atau lebih elektron berpasangan
:
·
Gd3 + 7 berpasangan
elektron
·
Dy3 + 5 berpasangan
elektron
·
Fe2 + 5 berpasangan
elektron
·
Mn3 + 4 elektron tidak
berpasangan
Ferromagnetic zat
padat dengan struktur kristal yang mengembangkan magnetik kecil domain. Ketika
ditempatkan di medan magnet eksternal (B0), yang banyak-banyak magnetik domain
akan sejajar dengan lapangan dan mempertahankan bahwa magnetisme ketika dikeluarkan
dari lapangan Bo. Contoh yang memiliki sifat feromagnetik : Besi, Nikel dan
Cobalt. Superparamagnetic zat partikel padat kecil yang masing-masing
mengembangkan "satu domain". Seperti bahan feromagnetik,
domain-domain align dalam medan magnet luar; tidak seperti partikel
ferromagnetic, keselarasan menyebar ketika substansi paramagnetik akan dihapus
dari bidang eksternal.
Magnetit Fe3O4
(i.v. atau lisan).
Kontras media positif menyebabkan
hiperintensitas pada gambar T1. Kehadiran kontras media positif merangsang
peningkatan transisi spin flip sehingga mengurangi nilai-nilai T1 dan
peningkatan kecerahan pada gambar T1. Ada tujuh orbit berbeda dalam subkulit
elektron 4f, masing-masing dapat menyimpan hingga dua elektron (spin up &
spin down atau searah & berlawanan). Contoh kontras media positif adalah Gadolinium. Gadolinium adalah
unsur kimia yang dalam tabel sistem periodik memiliki simbol Gd dengan nomor
atom 64
Tabel 2.1 Sistem periodik .
Gadolinium menjadi superconductive
dibawah suatu temperatur kritis1.083 K. Dan merupakan strongly magnetic pada
suhu ruang, dan menunjukkan sifat ferromagnetic dibawah suhu ruang. Gadolinium
memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu peningkatan temperature ketika berada
dalam medan magnet dan menurun ketika meninggalkan medan magnet. Diakrenakan
sifat paramagnetiknya larutan organic gadolinium kompleks dan senyawa
gadolinium digunakan secara intravenous sebagai bahan kontras untuk keperluan
pencitraan medis magnetic resonance imaging (MRI) . Kontras gambar yang
dihasilkan Gadolinium pada MRI dipengaruhi oleh perubahan variasi T1 dan T2
jaringan. Nilai T1 dan T2 diubah oleh perubahan jumlah fluktuasi medan magnet
dekat sebuah inti. Medan paramagnetik oleh gadolinium menghasilkan banyak osilasi
medan . Pada umumnya kontras gambar pada MRI diperoleh oleh satu jaringan yang
memiliki afinitas yang lebih tinggi (gaya tarik menarik) atau vaskularisasi
yang lebih banyak dibandingkan jaringan lain. Sebagai contoh tumor memiliki Gd
uptake yang lebih besar dibandingkan jaringan disekitarnya menyebabkan T1 tumor
lebih singkat sehinga signal yang dihasilkan lebih kuat. Disamping MRI,
gadolinium (Gd) juga digunakan dalam teknik pencitraan lain. Pada pemeriksaan
dengan sinar-X, gadolinium terdapat dalam lapisan phosphor terdapat dalam suatu
polymer matrix pada detector. Terbium-doped gadolinium oxysulfide (Gd2O2S: Tb)
pada lapisan phosphor mengubah sinar-X menjadi cahaya nampak. Gd dapat
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 540nm (spektrum cahaya hijau = 520
– 570nm), yang bermanfaaat pada penggunaan dalam photographic film. Gadolinium
oxyorthosilicate (GSOadalah sebuah kristal tunggal yang digunakan sebagai
scintillator pada peralatan pencitraan medis seperti Positron Emission
Tomography (PET). scintillator lain yang terbaru untuk mendeteksi neutron
adalah cerium-doped gadolinium orthosilicate (GSO - Gd2SiO5:Ce).
Di masa yang akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang memiliki karakteristik noise yang sangat rendah, dapat digunakan dalam masers. Selanjutnya gadolinium's high magnetic movement dan low Curie temperature (yang hanya pada suhu ruang) merupakan aplikasi komponen magnetic untuk menindera panas dan dingin.Menyebabkan extremely high neutron cross-section of gadolinium, elemen ini sanagt efektif digunakan pada neutron radiography.
Di masa yang akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang memiliki karakteristik noise yang sangat rendah, dapat digunakan dalam masers. Selanjutnya gadolinium's high magnetic movement dan low Curie temperature (yang hanya pada suhu ruang) merupakan aplikasi komponen magnetic untuk menindera panas dan dingin.Menyebabkan extremely high neutron cross-section of gadolinium, elemen ini sanagt efektif digunakan pada neutron radiography.
Tabel 2.2 Macam – macam gadolinium (Gd)
Product
Name
|
Formula
|
Grade
|
Code
|
Description
|
Applications
|
Gd(O2C2H3)3.xH2O
|
99.999%
99.99% 99.9% 99% |
6411
6413 6415 6417 |
White
crystalline
|
Catalyst;
Phosphors; Laser glass |
|
Gd2(CO3)3.xH2O
|
99.999%
99.99% 99.9% 99% |
6421
6423 6425 6427 |
White
materials
|
Catalyst;
Laser crystal; Ceramics |
|
GdCl3.xH2O
|
99.999%
99.99% 99.9% 99% |
6431
6433 6435 6437 |
White
crystalline
|
Phosphor;
Optical glass; Electronic; Ceramics |
|
GdF3
|
99.999%
99.99% 99.9% 99% |
6441
6443 6445 6447 |
White materials
|
Glass;
Metallurgy; Laser crystal |
|
Gd(OH)3.xH2O
|
99.999%
99.99% 99.9% 99% |
6451
6453 6455 6457 |
White
crystalline
|
Glass;
Catalyst; Laser crystal |
|
GdI3
|
99.95%
|
64424
|
White
|
Electronics
|
|
Gd
|
99.99%
99.99% 99.9% 99% |
6463D
6463 6465 6467 |
Silver grey ingot, rods, foils, slabs, tubes, or wires
|
Magnets;
Alloys; Sputtering target; Magnetic refrigerator |
Dalam gadolinium (Gd), tujuh elektron dari masing-masing subkulit 4f menempati orbit yang berbeda yang dihasilkan dalam 7 berpasangan elektron dalam atom. Masing-masing berpasangan elektron memiliki momen magnetik elektron 658 kali lebih besar dari momen magnetik nuklir hidrogen proton. Gd adalah logam beracun yang mengikat untuk membran, transportasi protein, enzim, paru-paru, hati, limpa dan tulang. Sejumlah kecil Gd logam dapat menyebabkan nekrosis hati. Gd adalah complexed dalam chelate dan dengan cepat dibersihkan dari tubuh melalui filtrasi glomerulus
Salah satu gambaran pemeriksaan
MRI dengan kontras gadolinium (Gb) Pada pemeriksaan otak dengan MRI
Gambar 2.1 : MRI T1 sagital yang memperlihatkan tumor
hipofisis yang besar (tanda panah) potongan coronal memperlihatkan lebih jelas
setelah penyutikan Gb intravena ( Tanda panah).
Gambar 2.2 :
MRI pemindaian sagital dan aksial yang menujukan massa
berbatasan teags yang tepi yang rata-meningioma (tanda panah ).
Gambar 2.3 : MRI T1 dan T2 yang menujukan glioma lobus
pariental yang besar dengan sekuens T2 menujukan endema luas sekitar tumor (putih)
MRI tanpa bahan kontras pada
ibu hamil
Gambar 2.4 : MRI pada janin normal, MRI pelvis yang
memperlihatkan uterus normal ( tanda panah bawah )kantung kemih (atas) ovarium
Efek samping secara
universal kontras media radiografi
Efek samping utama dari radiokontras adalah reaksi anafilaktif dan nefropati
.
Reaksi-Reaksi Anafilaktif. Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telah terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk., 1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994). Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal, Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan. Untuk reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atau wajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous, ditambah diphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran udara harus dibebaskan. Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium Kontras Nefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999). Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harus isoosmolar terhadap darah. Bahan kontras beriodium yang modern biasanya nonionic, tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan efek yang lebih berbahaya dan tidak digunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati akibat medium kontras, maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang kesemuanya telah dianalisis dalam sebuah meta-analisis yaitu : 1. Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditmabhkan untuk melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras bersifat non ionic 3. Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan terkontrol acak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih baik dibanding media kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling efektif untuk hidrasi cairan intravenous. Salah satu metode adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam sebelum dan setelah pemberian kontras. 5. Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah sodium bikarbonat. Sebagai sebuah alternatif bagi hydrasi intravenous dengan larutan garam biasa, pemberian sodium bikarbonat 3 mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya, diikuti dengan 1 mL/kg per jam selama 6 jam setelah pemberian bahan kontras diketahui lebih baik ketimbang larutan garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Ini selanjutnya didukung dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang juga menunjukkan bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih baik terhadap 0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif dari bikarbonat dianggap diakibatkan oleh alkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah lingkungan yang lebih rentan terhadap pembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6. N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik). Sebuah percobaan terkontrol acak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg IV bolus dan 1200 mg secara oral dua kali sehari selama 2 hari) dapat membantu (pengurangan risiko relatif sebesar 74%) pasien yang menerima angioplasty koroner dengan volume kontras yang lebih tinggi. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungi ginjal dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini, tidak merata, beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim bahwa efek ini diakibatkan oleh gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini didukung oleh kurangnya korelasi antara kadar-kadar kreatinin dan kadar cystatin C. Agen-agen farmakologis lain, seperti furosemida, mannitol, theophylline, aminophylline, dopamine, dan atrial natriuretic peptide telah dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justru memiliki efek yang membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). Reaksi Kemotoksik Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras. Sebenarnya atom iodium yang terikat kuat dalam senyawa bahan kontras tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit banyak terdapat dalam bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan tirotoksikosis. Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa dugaan tentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada mitos dibanding fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap penggunaan bahan kontras beriodum. Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam makanan laut dan alergi akibat makanan laut merupakan bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makanan laut lebih tinggi dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir ini melebihi yang pertama dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kandungan iodine makanan laut terkait dengan reaksi-reaksi terhadap makanan-laut (Coakley dan Panicek, 1997). Data yang ada menunjukkan alergi akibat makanan laut dapat meningkatkan risiko sebuah reaksi yang diperantarai bahan kontras dengan jumlah yang kira-kira sama seperti alergi terhadap buah atau sama dengan yang menyebabkan asma (Shehadi, 1975). Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami alergi makanan-laut tidak akan memiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras beriodium (Coakley dan Panicek, 1997). Terakhir, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa reaksi-reaksi kulit yang berbahaya terhadap antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (seperti betadin, povidin) yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV (Coakley dan Panicek, 1997; can Ketel dan van den Berg, 1990).
Reaksi-Reaksi Anafilaktif. Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang diperantarai IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini dengan kortikosteroid telah terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya (Lasser dkk., 1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994). Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal, Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan. Untuk reaksi-reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atau wajah dapat diberikan inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous, ditambah diphenhydramine mungkin diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran udara harus dibebaskan. Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium Kontras Nefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999). Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harus isoosmolar terhadap darah. Bahan kontras beriodium yang modern biasanya nonionic, tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan efek yang lebih berbahaya dan tidak digunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati akibat medium kontras, maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang kesemuanya telah dianalisis dalam sebuah meta-analisis yaitu : 1. Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditmabhkan untuk melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras bersifat non ionic 3. Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan terkontrol acak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih baik dibanding media kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling efektif untuk hidrasi cairan intravenous. Salah satu metode adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam sebelum dan setelah pemberian kontras. 5. Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah sodium bikarbonat. Sebagai sebuah alternatif bagi hydrasi intravenous dengan larutan garam biasa, pemberian sodium bikarbonat 3 mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya, diikuti dengan 1 mL/kg per jam selama 6 jam setelah pemberian bahan kontras diketahui lebih baik ketimbang larutan garam biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Ini selanjutnya didukung dengan sebuah percobaan terkontrol acak multi-senter, yang juga menunjukkan bahwa hydrasi intravenous dengan sodium bikarbonat lebih baik terhadap 0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif dari bikarbonat dianggap diakibatkan oleh alkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah lingkungan yang lebih rentan terhadap pembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6. N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik). Sebuah percobaan terkontrol acak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg IV bolus dan 1200 mg secara oral dua kali sehari selama 2 hari) dapat membantu (pengurangan risiko relatif sebesar 74%) pasien yang menerima angioplasty koroner dengan volume kontras yang lebih tinggi. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungi ginjal dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini, tidak merata, beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim bahwa efek ini diakibatkan oleh gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini didukung oleh kurangnya korelasi antara kadar-kadar kreatinin dan kadar cystatin C. Agen-agen farmakologis lain, seperti furosemida, mannitol, theophylline, aminophylline, dopamine, dan atrial natriuretic peptide telah dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justru memiliki efek yang membahayakan (Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). Reaksi Kemotoksik Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras. Sebenarnya atom iodium yang terikat kuat dalam senyawa bahan kontras tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit banyak terdapat dalam bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan tirotoksikosis. Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa dugaan tentang “alergi” makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada mitos dibanding fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap penggunaan bahan kontras beriodum. Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam makanan laut dan alergi akibat makanan laut merupakan bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makanan laut lebih tinggi dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir ini melebihi yang pertama dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kandungan iodine makanan laut terkait dengan reaksi-reaksi terhadap makanan-laut (Coakley dan Panicek, 1997). Data yang ada menunjukkan alergi akibat makanan laut dapat meningkatkan risiko sebuah reaksi yang diperantarai bahan kontras dengan jumlah yang kira-kira sama seperti alergi terhadap buah atau sama dengan yang menyebabkan asma (Shehadi, 1975). Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami alergi makanan-laut tidak akan memiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras beriodium (Coakley dan Panicek, 1997). Terakhir, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa reaksi-reaksi kulit yang berbahaya terhadap antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (seperti betadin, povidin) yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV (Coakley dan Panicek, 1997; can Ketel dan van den Berg, 1990).
2.7
I nsiden reaksi / efek - efek pada penggunaan kontras media pada
pemeriksaan MRI
Kontras media positif Gd pada ginjal :
80% ekskresi oleh ginjal dalam 3 jam .
98% pada ekskreta dalam 1 minggu.
98% pada ekskreta dalam 1 minggu.
Dalam Gd-DTPA, ion logam beracun
adalah complexed dalam chelate (lobster cakar). The chelate adalah
methylglucamine N-diethylenetriamine pentaacetic garam asam. Chelation
menentukan efek bahwa zat paramagnetik pada proton akan relaksasi. Akses
molekul air ke ion Gd ditentukan oleh struktur dan ukuran dari agen
khelasiKompleks kelat logam mempengaruhi bersih momen magnetik molekul kontras
media.Racun, kelarutan, biodistribution, waktu tinggal plasma, eliminasi rute dan
sifat-sifat relaxivity Gd chelates yang dimodifikasi oleh rincian dari agen
Chelating. Apa itu "Nephrogenic Fibrosing Dermopathy (NFD)"?
Juga dikenal sebagai Fibrosis Sistemik Nephrogenic (NSF).
kondisi yang, sejauh ini, telah terjadi hanya pada orang dengan penyakit
ginjal. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa NSF disebabkan oleh obat, sebuah mikroorganisme,
atau dengan dialisis. Tidak ada kasus diidentifikasi sebelum awal 1997. Pada titik ini tampaknya
NSF adalah kelainan sistemik dengan yang paling menonjol dan efek terlihat di
kulit. Untuk alasan ini, Nephrogenic Fibrosis sistemik telah disarankan sebagai
terminologi yang setara pada orang yang sebelumnya didiagnosa NFD, dan lebih
disukai dalam lebih akurat mencerminkan pemahaman kita saat ini dari gangguan. Baik
durasi penyakit ginjal penyebab maupun yang terkait dengan pengembangan NSF.
Beberapa pasien dengan mengembangkan NSF mengencangkan kulit dalam tahap awal
penyakit ginjal, dan lain-lain mungkin memiliki penyakit ginjal selama
bertahun-tahun. Spesifik pemicu untuk pengembangan NSF masih sedang diselidiki.
Laporan baru-baru ini sangat berkorelasi pengembangan NSF dengan pajanan
terhadap gadolinium mengandung agen kontras MRI. Informasi lebih lanjut dari US Food
and Drug Administration mengenai pengamatan ini dapat ditemukan di sini:
(http://www.fda.gov/cder/drug/advisory/gadolinium_agents.htm).
"Fibrosis sistemik Nephrogenic: terlambat serius
reaksi merugikan gadodiamide", HS Thomsen, Eur Radiol 16: 2619-2621 (2006)
Hal ini mengejutkan bahwa banyak ahli
radiologi tidak menyadari bahwa fibrosis sistemik nephrogenic mungkin terlambat
serius reaksi yang merugikan gadolinium berbasis media kontras meskipun fakta
bahwa Food and Drug Administration mengeluarkan peringatan 8 Juni 2006. Lebih
dari 150 pasien telah mengembangkan NSF setelah terkena ke Gd berbasis media
kontras. Mayoritas (~ 90%) telah gadodiamide dengan pasti. Mengenai pasien yang
tersisa masih belum diketahui apa yang mereka miliki. NSF setelah terkena
gadodiamide telah terlihat di Kaukasia dan Afro-Amerika. Telah diketahui juga
di Inggris Raya, Amerika Serikat, Belanda, Perancis, Belgia, Austria dan
denmark. Para pasien itu baik pada dialisis atau yang mengurangi fungsi ginjal
(GFR tertinggi dilaporkan: 20 ml / menit.).
Ada laporan dari NSF pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Sekitar 200 juta pasien memiliki suntikan dari gadolinium kontras berbasis agen sejak awal 1980-an. Sebuah populasi lebih dari 30 juta pasien telah menerima gadodiamide. Jadi, pada pasien tanpa ESRD, semua gadolinium berbasis agen kontras tampaknya aman.
Pemaparan ke gadolinium berbasis agen kontras tidak dapat didokumentasikan dalam semua pasien berkembang NSF.
Ada laporan dari NSF pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Sekitar 200 juta pasien memiliki suntikan dari gadolinium kontras berbasis agen sejak awal 1980-an. Sebuah populasi lebih dari 30 juta pasien telah menerima gadodiamide. Jadi, pada pasien tanpa ESRD, semua gadolinium berbasis agen kontras tampaknya aman.
Pemaparan ke gadolinium berbasis agen kontras tidak dapat didokumentasikan dalam semua pasien berkembang NSF.
Informasi Lebih Lanjut pada "Nephrogenic Fibrosing
Dermopathy (NFD)"
International Society for Magnetic Resonance in Medicine
(ISMRM; www.ismrm.org)
- Gadobenate Dimeglumine (dipasarkan
sebagai MultiHance)
- Gadodiamide (dipasarkan
sebagai Omniscan)
- Gadopentetate Dimeglumine
(dipasarkan sebagai Magnevist)
- Gadoteridol (dipasarkan
sebagai ProHance)
- Gadoversetamide (dipasarkan
sebagai OptiMARK)
2.8 Dosisi kontras
MRI pada pemeriksaan
- MultiHance
oleh Bracco Diagnostics
Gd-BOPTA: gadobenate dimeglumine
Dosis: 0.05 mmol / kg untuk Hati MRI; 0,1 mmol / kg untuk SSP
- Omniscan
oleh Nycomed (Winthrop)
Gd-DTPA-BMA: gadodiamide
Disetujui untuk dosis ganda pada orang dewasa
Dosis: 0.1 mmol / kg (0,2 ml / kg)
diikuti oleh 0,2 mmol / kg (0,4 ml / kg) jika perlu
Karena non-ionik, bolus dapat menyuntikkan
Disetujui untuk pediatri (0,1 mmol / kg) - Gd-berdasarkan
Kontras MR Agen
Magnevist
oleh Berlex
Gd-DTPA: gadopentate dimeglumine
Dosis: 0.1 mmol / kg (0,2 ml / kg)
disetujui untuk pediatri 0,1 mmol / kg
ionik, osmolalitas tinggi
Gd-DTPA: gadopentate dimeglumine
Dosis: 0.1 mmol / kg (0,2 ml / kg)
disetujui untuk pediatri 0,1 mmol / kg
ionik, osmolalitas tinggi
- ProHance
oleh Bracco (Squibb)
Gd-HP-DO3A: gadoteridol
Disetujui untuk dosis ganda pada orang dewasa
Dosis: 0.1 mmol / kg (0,2 ml / kg)
diikuti oleh 0,2 mmol / kg (0,4 ml / kg) jika perlu
Kurang beracun (muntah di MCG)
Karena non-ionik, bolus dapat menyuntikkan
Lebih stabil (kurang Gd release)
Disetujui untuk pediatri (0,1 mmol / kg) - OptiMARK
oleh Mallinckrodt Inc
Gd-DTPA-BMEA: gadoversetamide
Dosis: 0.1 mmol / kg / 0,2 mL / kg - Konsentrasi untuk Indikasi relatif
Konsentrasi kontras MRI adalah penengah untuk x-ray dan
kedokteran nuklir kontras.
10-3 ke 10-2 mmol / kg x-ray (iodin)
10-5 ke 10-3 mmol / kg MRI
<10-7 mmol / kg Kedokteran Nuklir
10-3 ke 10-2 mmol / kg x-ray (iodin)
10-5 ke 10-3 mmol / kg MRI
<10-7 mmol / kg Kedokteran Nuklir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar