Kuantitas radiasi
Kuantitas radiasi adalah jumlah radiasi per satuan waktu per satuan
luas,
pada suatu titik pengukuran. Kuantitas radiasi ini berbanding lurus
dengan aktivitas sumber radiasi dan berbanding terbalik dengan
kuadrat
jarak (r) antara
sumber dan sistem pengukur.
Gambar 1: hubungan antara aktivitas dan kuantitas
Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah radiasi yang mencapai titik
pengukuran (kuantitas radiasi) merupakan sebagian dari radiasi yang
dipancarkan oleh sumber.
Pengaruh
faktor eksposi terhadap hasil gambaran
1.
Pengaruh tegangan tabung terhadap
hasil gambaran radiografi
tegangan
tabung merupakan faktor yang dominan dalam penentuan tingkat energi sinar x yang
dihasilkan guna menembus objek yang akan
diperiksa,
sehingga akan berpengaruh pada variasi tingkat energi radiasi sinar-
X yang ditangkap
oleh radiograf. Variasi tingkat energi tersebut dapat
memberikan
perbedaan nilai intensitas radiasi sinar-X objek satu dengan objek
lainnya sehingga
timbul kontras pada gambaran radiograf. Nilai kontras di
radiograf
merupakan perbedaan nilai densitas satu dengan yang lain dan dalam
jarak yang
berdekatan (D1
– D2).
Semakin tinggi
besar tegangan tabung yang diberikan dapat
mengurangi nilai
kontras. Hal itu disebabkan oleh semakin banyaknya
intensitas
sinar-X yang diterima oleh radiograf sehingga variasi kehitaman
pada radiograf
akan menurun. Perubahan tegangan tabung akan berpengaruh
terhadap
kuantitas dan kua litas sinar-X. Dengan menggambarkan pancaran
radiasi sinar-X
bersifat radial kesegala arah, maka Intensitas radiasi sebanding
dengan kuadrat
tegangan tabung yang dirumuskan sebagai berikut (Marshal
1944) :
IaV 2 (2.7)
Dengan I
menyatakan Intensitas Sinar- X, V tegangan antara anoda dan
katoda, a adalah lambang equivalen.
2.4.2 Pengaruh
Arus Tabung (mA) Dan Waktu Eksposi (s) Terhadap Radiograf
Besarnya arus
tabung dan waktu eksposi merupakan faktor yang paling
berpengaruh
terhadap perubahan densitas pada film dengan semua variabel
yang lain tetap
(Carrol, 1985). Kuantitas dari Sinar-X yang diterima oleh
radiograf
menyebabkan timbulnya rentang atau range densitas yang berbedabeda
pada radiograf.
Densitas tidak
hanya dikatakan sebagai suatu derajat kehitaman yang
terjadi pada
film ) Rontgen, tetapi densitas merupakan perhitungan numerik
(angka) yang
dapat dihitung jika diketahui derajat cahaya insiden dan nilai
cahaya transmisi
yang melewati film (Bushong, 2001).
Dua pertimbangan
yang mendasar mengenai densitas ditunjukkan
dengan logaritma
adalah perhitungan logaritma tepat untuk menunjukkan
perbedaan angka
yang lebar dengan skala angka kecil, sedangkan alasan yang
lain adalah
pertimbangan super posisi nilai densitas. Apabila film superposisi
maka nilai
densitas adalah penjumlahan dari densitas yang dihasilkan sehingga
dapat
diilustrasikan bahwa intensitas cahaya awal adalah 1000 dan mengenai
lapisan emulsi
film pertama akan mendapatkan densitas 1 dengan menyerap
cahaya 90% dan
selanjutnya mengenai emulsi film kedua yang menghasilkan
nilai densitas 2
sehingga nilai densitas total adalah 3. Kuantitas sinar-X juga ditentukan oleh
jumlah elektron persatuan
waktu dari
katoda ke anoda yang mencapai atom target dan dinamakan sebagai
kuat arus
tabung. Dengan menaikkan arus tabung dapat meningkatkan jumlah
elektron yang
tertumbuk ke anoda sehingga jumlah foton sinar-X yang
dihasilkan akan
semakin banyak. Intensitas sinar-X yang terbentuk sebanding
dengan besarnya
arus tabung. Hubungan antara arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s) terhadap
densitas, oleh
karena itu apabila terjadi peningkatan terhadap nilai arus tabung
menjadi dua kali
mA semua, maka dilakukan penurunan waktu eksposi
menjadi
setengahnya untuk menghasilkan nilai densitas yang sama (Carrol,
1985).
2.4.3 Pengaruh
Jarak Antar Tabung dan Image Reseptor (FFD) terhadap hasil
Radiografi
Pengaruh jarak
terhadap penyinaran pada image reseptor adalah
berbanding
terbalik dengan kuadratnya. FFD turut berperan terhadap intensitas
yang diteruskan
sampai dengan ke image reseptor tetapi tidak berpengaruh
terhadap
kualitas radiasi sinar-X yang dipancarkan (Bushong, 2001)
Intensitas
sinar-X yang terbentuk oleh image reseptor berbanding
terbalik dengan
jarak pangkat dua. Hubungan perubahan intensitas dengan
perubahan jarak
image receptor dikenal sebagai hukum kuadrat jarak terbalik,
sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut (Marshall, 1944) :
I1α
Io per Id2 2.9
Dimana, 0 I merupakan
intensitas awal, 1
I
intensitas
intensitas setelah pertambahan jarak , a
adalah
lambang ekuivalen, dan d menyatakan
perubahan jarak
image reseptor terhadap sumber sinar-X. Dengan demikian
semakin panjang
jarak yang diberikan maka intensitas sinar-X yang diterima
reseptor akan
berkurang dan mengakibatkan penurunan nilai densitas pada
radiograf
tersebut.
BAGIAN 2
2.1.2. Faktor-faktor yang mengontrol pancaran sinar-x
Kualitas dan kuantitas sinar-x yang keluar dari tabung
sinar-x dapat diubah-ubah, faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain waktu
penyinaran (timer), tube current (mA), beda potensial (kVp), dan filtrasi.4,5, 10,11,13
2.1.2.1. Waktu penyinaran
Gambar 2.1. menunjukkan perubahan
spektrum sinar-x pada saat meningkatkan waktu penyinaran dengan nilai mA dan
kVp yang konstan. Pada saat waktu penyinaran ditingkatkan dua kali lipat,
jumlah foton yang dihasilkan juga naik. dua kali lipat, tapi jarak dari energi
foton tidak berubah.5 Oleh karena itu dengan mengubah
waktu akan mengubah kuantitas foton.4,5
Gambar 2.1. Grafik spektrum energi foton
berdasarkan waktu8
2.1.2.2 Tube current (mA)
Tube current mempengaruhi kuantitas pancaran
sinar-x. Adanya peningkatan dua kali dari nilai mA akan meningkatkan dua kali
jumlah sinar-x yang dipancarkan. Tube current tidak mempengaruhi
kualitas sinar-x karena panjang gelombang tidak ikut berubah seiring dengan
berubahnya nilai mA.4,11,13
Gambar 2.2.
menunjukkan perubahan spektrum energi dari sinar-x yang dihasilkan seiring
dengan mempertahankan nilai kVp dan waktu penyinaran.5
Gambar 2.2. Grafik spektrum energi foton berdasarkan
nilai mA5
2.1.2.3. Beda potensial pada tabung (kVp)
Beda potensial akan mempengaruhi kualitas
dan kuantitas sinar-x karena perubahannya mempengaruhi panjang gelombang yang
dihasilkan. Semakin tinggi nilai kVp semakin pendek panjang gelombang, semakin
baik kualitas sinar-x.5,11
Hubungan antara
perubahan spektrum energi dengan beda potensial dapat dilihat pada gambar 2.3.5,11,13
Kemampuan foton untuk menembus benda
tergantung pada energinya. Foton sinar-x berenergi tinggi mempunyai kemampuan
menembus benda padat lebih tinggi daripada foton sinar-x yang berenergi lebih
rendah. Oleh karena itu, semakin tinggi kVp dan energi rerata pancaran sinar,
semakin tinggi kemampuan penetrasi sinar terhadap benda padat.5,15
Gambar
Gambar 2.3. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai kVp8
2.1.2.4. Filtrasi
Pancaran sinar-x mempunyai spektrum energi foton yang
berbeda-beda, hanya foton dengan energi tertentu yang dapat menembus struktur
anatomis lalu bertabrakan dengan film. Foton dengan energi yang lebih rendah
(panjang gelombang yang panjang) berperan serta dalam pencahayaan namun tidak
mempunyai energi yang cukup untuk menyentuh film. Oleh karena itu, untuk
mengurangi dosis radiasi pasien, foton dengan kemampuan penetrasi lebih rendah
harus dihilangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan meletakkan filter aluminium
pada garis laluan sinar. Aluminium digunakan karena dapat menyerap foton
berenergi rendah dengan sedikit efek pada foton berenergi tinggi yang dapat
berpenetrasi sampai ke film.5
Ada dua filtrasi yang digunakan pada tabung sinar-x yaitu filtrasi
utama (inherent filtration) dan filtrasi tambahan (added filtration).
Filtrasi yang utama pada tabung sinar-x adalah material yang terletak di jalan
foton sinar-x dari focal spot (target) untuk membentuk pancaran yang dikeluarkan
dari tabung. Filtrasi utama terdiri dari dinding kaca dari tabung sinar-x,
minyak penyekat (insulating oil), dan material penghambat minyak tadi
untuk keluar dari tabung. Material filter itu sendiri terdiri dari aluminium
dengan ketebalan 0,5 – 2,0 mm.5 Filtrasi tambahan (added filtration)
adalah peletakan cakram aluminium di tempat jalannya sinar-x antara collimator
dan tubehead seal. Cakram ini mempunyai ketebalan 0,5 mm dan
berfungsi menghalangi lewatnya foton sinar-x berenergi rendah, panjang
gelombang lebih panjang, dan tidak berguna dalam proses diagnosis serta
berbahaya bagi pasien. Hasilnya adalah pancaran foton dengan panjang gelombang
lebih rendah, berenergi tinggi, dan mempunyai tingkat penetrasi lebih tinggi
pula untuk proses diagnosis.5,16
•
Menunjuk pada banyaknya
energi foton yang ada dalam suatu berkas sinar - x
•
Jumlah energi foton
dalam berkas, pada jarak tertentu dari sumber dan pada luasan lapangan tertentu
disebut intensitas
•
Intensitas berkas sinar
– x adalah heterogen terdiri dari berbagai panjang gelombang atau energi
Intensitas saat diproduksi I ̴Z x mA x (kVp)2 x
F
I = intensitas terpancar dari sumber
Z = nomor atom bahan target
mA = arus tabung
kVp = tegangan puncak
F = faktor rektifikasi
UKURAN FOKUS
•
Dalam radiografi
dikenal single focus dan double focus. Dan double focus terdiri dari focus
besar dan focus kecil
•
Ukuran focus menentukan
luasan bidang tumbukan elektron proyektil dengan atom – atom bahan target
•
Makin besar luas bidang
tumbuk, maka makin banyak kemungkinan terjadinya interaksi dan makin banyak
keboleh jadian timbulnya sinar - x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar