Selasa, 14 Januari 2014

PTC

2.1   DEFINISI PEMERIKSAAN
PTC ( Percutaneus Transhepatic Cholangeoragi ) adalah salah satu pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan tractus billiary dengan memasukan bahan kontras media positif menuju ductus intrahepatica yang dimasukan melalui jarum secara transhepatic dan dilakukan pra operasi.

2.2   TUJUAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan PTC ini ditunjukan untuk memperlihatkan saluran-saluran kandung empedu ( ductus billiary ) yang tidak tampak pada pemeriksaan OCG ( Oral Cholacistografi ) dan IVC ( Intra Vena Choledochografi) dengan menggunakan kontras media positif. Metode ini biasanya digunakan untuk pasien khusus yaitu jaundice ( penyakit kuning).
Adapun hal – hal yang dapat dilihat dari pemeriksaan tractus billisry dengan cara PTC, adalah :
  • Kemampuan untuk memindahkan bahan kontras media dari ductus intrahepatica sampai ke ductus choledocus
  • Tenaga untuk mengkonsentrasikan cairan empedu dan daya kontraksi kandung empedu.

2.3   ANATOMI FISIOLOGI
Tractus billiary terdiri dari :
n  Duktus hepatikus kanan dan kiri bersatu membentuk duktus hepatikus komunis.
n  Duktus hepatikus komunis bersatu dengan duktus sistikus membentuk duktus empedu.
n  Duktus empedu bersatu dengan duktus pankreatikus dan berhubungan dengan duodenum melalui papila vateri dan dikendalikan oleh spinkter oddi.

2.4       PATOLOGI DAN KLINIS PEMERIKSAAN
2.4.1    INDIKASI
  • Untuk membedakan obstruksi jaundice dari non obstruksi
  • Untuk menunjukan adanya lokalisasi Ca system billiary
  • Post operative jaundice kalau diperkirakan ada batu non opaque
  • Cholangitis
  • Calculi
  • Stenosis

2.4.2        KONTRA INDIKASI
  • Apabila pasien mengalami pendarahan
  • Infeksi ductus billiary
  • Pasien sangat sensitif terhadap bahan kontras media
  • Sepsis saluran empedu
  • Massive ascites
  • Penyakit hydatid
  • Ketidaktepatan koagulasi tubuh

2.4.3        PREMEDIKASI
Diberikan kepada pasien obat omnopon dan scopolamine atau diazepam.

2.5       ALAT DAN BAHAN
2.5.1   Steril
  • Jarum CHIBA 2 buah
  • Flexible polythene connector
  • 2 lotion bowel (untuk memasukan bahan kontras)
  • 2 Gallipot (untuk memasukan sisa bahan kontras)
  • Disecting forceps (untuk fiksasi)
  • Spencer wells forcaps
  • Spuit 5 cc 1 buah
  • Spuit 20 cc 3 buah
  • Drawing up canule
  • Sarung tangan
  • Handuk
  • Duk steril

2.5.2   Unsteril
  • Pembersih kulit
  • Anastesi lokal
  • Ampul kontras media
  • Jarum disposabel
  • Masker
  • Obat – obat emergency

2.5.3  KONTRAS MEDIA
Maglumine Iothalamate 60% seperti conray 280, hypaque 25%, billigrafin forte atau sepadan dengan iopamidol (niopam) 300 sebanyak 20-60 ml







2.6    PROSEDUR PEMERIKSAAN
2.6.1   PERSIAPAN PASIEN
  • Puasa makan dan minum selama 5 jam sebelum dilakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk membersihkan abdomen dari udara dan feses serta untuk mengosongkan kandung empedu dan saluran-salurannya.
  • Diberikan pelindung antibiotik prophylactik, dimulai 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan dan selama 3 hari kemudian
  • Dites kembali trombosit dan harus diteliti jika ada dalam keadaan abnormal.
  • Mixi sebelum dilakukan pemeriksaan

2.7              TEKNIK RADIOGRAFI

2.7.1    Foto Pendahuluan
Tujuannya untuk melihat dan mengatur posisi yang tepat, persiapan, dan faktor eksposi. Digunakan ukuran film 24x30 cm dengan proyeksi AP

  • Posisi Pasien : Supine di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangannya di sisi tubuh
  • Posisi Objek : Pada bagian sisi kanan dari abdomen setinggi costal margin pada mid clavicular line diatur di tengah-tengah film dengan bagian bawah setinggi crista illiaca
  • CR : Vertical tegak lurus
  • CP : Pada pertengahan clavicular line setinggi costal margin, kira-kira setinggi vertebrae lumbalis II-III . Dengan batas atas kaset pada xypoideus dan batas bawah sedikit dibawa SIAS
  • Kriteria Gambar : Tampak gambaran abdomen kanan atas dengan batas atas terlihat diafragma, batas baeah crista illiaca, dan sebagian vertebrae lumbalis di sisi kiri.

2.7.2   TEKNIK RADIOGRAFI
Pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan tangan di atas kepala. Bersihkan kulit pasien yang akan diperiksa dengan antiseptic kira-kira 3 cm ke baeah dan 3 cm ke kanan dari manubrium sterni.
Setelah daerah tersebut diberikan anestesi lokal dengan novacin, jarum dimasukan melalui dinding abdomen pada daerah mid clavicular line 2,5-5 m di atas costae paling bawah menembus hati dan masuk ke salah satu duktus intra hepatica.
Pemasukan jarum diawasi dengan flouroscopy. Sewaktu pemasukan jarum, pasien dalam keadaan tahan nafas pada pertengahan pernafasan. Kemudian jarum dihubungkan dengan melalui flexible pholytene connector.
Selanjutnya masukan kontas secara perlahan. Setelah jarum mengenai sasaran, jarum dicabut dan dapat dimasukan kembali pada 10 menit kemudian.Banyaknya bahan kontras yang diperlukan tergantung kasus biasanya 20 ml sudah cukup akan tetapi jika kasus dilatasi ductus billiaris maka banyaknya bahan kontras mencapai 60ml – 100ml.

Posisi yang biasa dilakukan :
  • AP
  • Oblique 15 – 45 derajat
  • Lateral
  • Erect
Erect biasanya diambil bila kontras yang berada pada daerah ductus intrahepatica tidak turun (tidak mengisi) ductus yang berda di bawahnya, yaitu ductus choledocus.
1. Proyeksi AP
  • Posisi Pasien : supine
  • Posisi Objek  : Pada bagian sisi kanan dari abdomen setinggi costal margin dari mid clavicular line pada garis tengah meja pemeriksaan. Diusahakan columna vertebralis berada dipinggir kaset sehingga saluran kandung empedu berada pada pertengahan film.
  • CR                    : Vertikal tegak lurus
  • CP                    : Pada pertengahan clavicular line setinggi costal margin,   kira-kira setinggi vertebrae lumbalis II-III . Dengan batas atas kaset pada xypoideus dan batas bawah sedikit dibawa SIAS
  • Kriteria Gambar: Tampak gambaran bahan kontras mengisi ductus hepaticus dextra dan sinistra, ductus hepaticus comunis dan ductus choledocus
2. Proyeksi Oblique
  1. LAO
  • Posisi Pasien   : Prone
  • Posisi Objek    : Bagian sisi kanan abdomen diletakkan di pertengehan kaset, kemudian diangkat sehingga membentuk sudut 10-15 derajat dengan permukaan kaset. Kepala menghadap ke arah kanan dengan tangan kanan didepan kepala sedangkan tangan kiri lurus disamping tubuh.Letakkan pengganjal dibawah panggul untuk mengurangi pergerakan pasien. Kali kanan ditekuk dam diletakkan di atas kaki kiri
  • CR                                : Vertikal tegak lurus
  • CP                                : Setinggi lumbal II-III
  • Kriteria gambar         : Tampak gambaran kandung empedu dan ductus billiary bebas superposisi dari bayangan vertebrae
b. RAO
  • Posisi Pasien               : Supine
  • Posisi Objek                : Sisi abdomen kanan diletakkan di pertengahan kaset. Sisi tubuh kiri diangkat.Letakkan pengganjal dibawah panggul untuk mengurangi pergerakan pasien. Kaki kiri ditekuk sedikit
  • CR                                : Vertikal tegak lurus
  • CP                                : Setinggi lumbal II-III
  • Kriteria gambar         : Tampak gambaran saluran kandung empedu jauh dari columna vertebralis.
3. Proyeksi Lateral
  • Posisi Pasien               : Tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan sisi kanan dekat ke kaset.
  • Posisi Objek                : True lateral
  • CR                                : Vertikal tegak lurus
  • CP                                : Setinggi lumbal II-III
  • Kriteria Gambar         : Tampak gambaran saluran empedu superposisi dengan lambung dan duodenum.
4. Proyeksi Erect
  • Posisi Pasien               : berdiri tegak dengan kedua tangan disamping tubuh
  • Posisi Objek                : Diatur benar-benar AP dengan mid clavicular line setinggi costal margin.
  • CR                                : Vertikal tegak lurus
  • CP                                : Bila pemeriksaan dengan floroscopy maka penentuan sentrasi dengan floroscopy, tetapi jika tidak maka sentrasi pada mid clavicularline setinggi costal margin.
  • Kriteria Gambar         : Terlihat gambaran bahan kontras media pad asaluran kandung empedu.
Bila pada pemeriksaan ini tampak duktus billiary terjadi obstruksi/dilatasi, pasien harus segera di bawa ke ruang bedah untuk tindakan operasi.
Bila cairan empedu tidak dapat di aspirasi sehingga penyuntikan kontras tidak dapat dilakukan, hal ini mengindikasikan bahwa kelainan pasien bukan karena obstruksi jaundice. Biasanya pasien dibawa ke ruang perawatan untuk observasi lebih lanjut
Bila terjadi obstruksi billiary ekstrahepatik, maka foto dibuat 2 jam setelah penyuntikan kontras media.

2.8 PERAWATAN PASIEN
  • Pasien selalu dalam pengawasan 24 jam, terutama jika terjadi pendarahan dan kebocoran
  • Dilakukan pemeriksaan suhu, nadi, dan tekanan darah setiap 10 menit sekali selama 1 jam, kemudian setiap 4 jam sekali selama 24 jam.

















1 komentar:

  1. Casino Apps at Jammy Mobile - NJT Hub
    Our casino app 춘천 출장안마 is available for iOS 서산 출장안마 devices. Get access to the best 군산 출장마사지 casino 김포 출장마사지 apps in New Jersey, including popular 춘천 출장안마 casino sites like Mohegan Sun

    BalasHapus